https://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/issue/feedAlayasastra2022-06-05T08:46:35+07:00Kustri Sumiyardana, S.S., M.Hum.alayasastrabbjt@gmail.comOpen Journal Systems<p> </p><p><em>Alayasastra</em> adalah jurnal ilmiah kesusastraan yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, terbit sejak tahun 2005. Tulisan yang masuk ke dalam jurnal ini telah melalui proses review <em>double blind</em>. Jurnal ini merupakan jurnal penelitian kesastraan yang memublikasikan berbagai laporan hasil penelitian dalam bidang keilmuan kesastraan dan pembelajarannya. </p><p><em>Alayasastra</em> terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Mei dan November.</p><p>e-issn : <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1506324054&1&&" target="_blank"><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;"><span style="font-family: helvetica; font-size: small;">2615-6024</span></span></span></a></p><p>p-issn : <a href="http://u.lipi.go.id/1180426685" target="_blank"><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;"><span style="font-family: helvetica; font-size: small;">1858-4950</span></span></span></a></p><p><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><span style="font-family: helvetica; font-size: medium;"><span style="font-family: helvetica; font-size: small;"><br /><br /></span></span></span></p>https://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/882NARATOR DAN FOKALISATOR DALAM CERITA RAKYAT BUGIS MEONG PALO KARELLAE: KAJIAN STRUKTURALISME MIEKE BAL2022-06-05T05:42:15+07:00Suhartini Lestaricharlestari475@gmail.comNensilianti Nensilianticharlestari475@gmail.comSuarni Syam Sagunicharlestari475@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran narator, fokalisator, dan fabula dalam cerita rakyat Bugis Meong Palo Karellae. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan teori strukturalisme naratologi Mieke Bal. Sumber data diperoleh dari buku cerita rakyat Meong Palo Karellae diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, narator dalam cerita rakyat Bugis Meong Palo Karellae berbeda-beda yaitu narator yang menceritakan pengalamannya sendiri, serta si pencerita yang berperan sebagai pelengkap. Kedua, peran fokalisator mendeskripsikan fenomena yang dilihatnya dalam bentuk sudut pandang. Ketiga. fabula berupa peristiwa, lokasi, dan tokoh. Peristiwa dan lokasi tersusun secara kronologis. Tokoh yang memiliki karakter dalam cerita adalah Sang Hiang Sri, Meompalo, Keluarga Pabbicara, Ibu Mangkau’na.</p><p> </p>Kata kunci: struktur naratif, cerita rakyat, narator, fokalisator, fabula2022-05-31T16:07:59+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastrahttps://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/864MENJAWAB FENOMENA RABUN SASTRA MELALUI PROYEK ALIH WAHANA PADA ERA MERDEKA BELAJAR2022-06-05T05:57:54+07:00Muhamad Haryantoemh4.jayabrata@gmail.comRahayu Pristiwatipristi@mail.unnes.ac.idSubyantoro Subyantorobintoro@mail.unnes.ac.id<p>Apresiasi dan ekspresi sastra adalah kunci terbentuknya pengalaman bersastra. Akan tetapi, aktivitas pembelajaran masih sebatas dominasi menghafal, mengerjakan soal, mencatat, dan mendengarkan ceramah. Minimnya pengalaman bersastra membuat siswa mengalamai rabun sastra. Di sisi lain, merdeka belajar ingin mewujudkan kemerdekaan berpikir. Tujuan penelitian ini adalah menjawab fenomena rabun sastra melalui sinkronisasi antara “Merdeka Belajar” dengan proyek (penugasan) alih wahana sastra. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian menggunakan studi kepustakaan<em> (library research).</em> Langkah-langkah dalam penelitian ini, yakni dengan memilih topik, mengeksplorasi informasi, menentukan fokus penelitian, pengumpulan data, dan penyajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek alih wahana sastra mampu menjadi sarana pengalaman bersastra. Mampu mendekatkan ke arah kemerdekaan belajar, kemerdekaan berkreasi dan kompetensi multiliterasi. Melalui proses interpretasi dansaling berbagi gagasan dalam proyek alih wahana maka konsep “semua murid-semua guru” dalam merdeka belajar juga akan tercapai.</p><p> </p><p>Kata kunci: alih wahana, merdeka belajar, multiliterasi, rabun sastra</p>2022-05-31T16:07:59+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastrahttps://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/886PERBANDINGAN LATAR DAN ALUR PADA LEGENDA DAN FILM FTV PANJI SEMIRANG: KAJIAN ALIH WAHANA2022-05-31T16:08:00+07:00Naila Nilofartajunaya@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbandingan latar dan alur pada legenda dan film FTV “Panji Semirang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan, yaitu membandingkan antara legenda dan film. Teori yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah teori Alih Wahana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih wahana dari legenda Panji Semirang ke dalam film Panji Semirang menyebabkan perbedaan dalam latar dan alur. Legenda Panji Semirang berlatar masa kerajaan, sedangkan film Panji Semirang berlatar masa sekarang. Perbedaan alur cerita antara legenda dan film Panji Semirang nampak dalam struktur alur ceritanya dan pengembangan imajinasi penulisnya. Legenda Panji Semirang memiliki alur yang lebih sederhana dari pada film FTV Panji Semirang.</p><p align="justify">Kata-kata kunci: alih wahana, legenda, film, cerita Panji Semirang, cerita Panji</p>2022-05-31T16:08:00+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastrahttps://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/899MIMIKRI, HIBRIDITAS, DAN AMBIVALENSI DALAM CERPEN “KITA GENDONG BERGANTIAN” KARYA BUDI DARMA: KAJIAN PASCAKOLONIAL2022-05-31T16:08:00+07:00Eko Setyawaneko_set@student.uns.ac.idDimas Ridho W. S.dimasridho59@gmail.com<p>Pascakolonial memberi pengaruh dan dampak dalam kehidupan masyarakat di tanah bekas jajahan. Dampak tersebut juga tercermin dalam “Kita Gendong Bergantian” karya Budi Darma. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan bentuk-bentuk dampak dan pengaruh pascakolonial yang berupa mimikri, hibriditas, dan ambivalensi. Metode yang digunakan meliputi tahapan identifikasi, kategorisasi, dan interpretasi. Teori yang digunakan berfokus pada teori Homi K. Bhabha dengan hasil penelitian berupa mimikri yang dilakukan oleh kelompok subordinasi, yakni cara berpakaian dan penggunaan aksesoris serta sumber bahan bakar dan makanan. Hibriditas berupa penghormatan dan upacara, perilaku kekerasan fisik dan verbal, serta pemberian perintah tidak logis. Ambivalensi berupa ketidaksampaian pada tahap peniruan penjajah dan berujung pada peringatan dari sesama pihak subordinasi dengan tujuan menyadarkan bahwa tindakan yang dilakukan adalah sesuatu yang sia-sia.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: ambivalensi, cerpen, hibriditas, mimikri, pascakolonial</p>2022-05-31T16:08:00+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastrahttps://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/929<em>SELF-LOVE<em/> DALAM CERITA RAKYAT INDONESIA2022-06-05T08:17:55+07:00Inaqotul Fikrohinaqotulfikroh@gmail.com<p> </p><p>Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dalam cerita rakyat Indonesia khususnya dalam cerita Si Kelingking, Bujang Katak dan I Tui Tuing terdapat konsep <em>self-love</em> sebagai pendidikan karakter. <em>Self-love</em> merupakan konsep mencintai diri sendiri dan menghargai pendapat orang lain. Individu yang mampu <em>self-love</em> sebelumnya telah melalui <em>self-acceptance</em> dan <em>self-esteem</em>. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengaplikasian melalui pengumpulan data dan analisi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam cerita rakyat Indonesia tersebut tokoh memiliki <em>self-love</em> karena telah menerima dirinya dan memiliki harga diri yang tinggi yang tidak mengakibatkan dirinya menjadi narsisistik. Pencapaian tokoh memiliki <em>self</em><em>-</em><em>love</em> didukung pula oleh masyarakat dan keluarga.</p><p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata kunci: <em>self-love, self-acceptance, self-esteem</em>, cerita rakyat.<br /></span></span></p>2022-05-31T16:08:00+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastrahttps://alayasastra.kemdikbud.go.id/index.php/alayasastra/article/view/932KONSTRUKSI DAN RESISTANSI RUANG TUBUH PASCAKOLONIAL DALAM CERPEN “KISAH SEORANG PENGANTIN” KARYA A.A. NAVIS2022-06-05T08:46:35+07:00Lastry Monikalastry.monika@yahoo.com<p>Tubuh perempuan menjadi paling terdampak atas wacana kolonial. Hal itu dapat ditelusuri melalui teks-teks pascakolonial yang bertujuan mengkonfigurasi ulang signifikansi tubuh. Hal inilah yang ditelusuri dalam cerpen “Kisah Seorang Pengantin” karya A.A. Navis. Masalah yang diteliti meliputi konstruksi, chaos, dan resistansi tubuh pascakolonial tokoh ‘aku’ sebagai perempuan. Analisis dilakukan berdasarkan perspektif politik keruangan Sara Upstone, terutama konsep ruang tubuh. Analisis dilakukan menggunakan metode studi kepustakaan yang didasarkan pada tubuh sebagai ruang definitif, wilayah tertinggi, transformasi akhir, dan terminal ambiguity. Hasil analisis menemukan ‘aku’ tidak memiliki otoritas penuh atas tubuhnya. Kemudian, ‘aku’ juga berada dalam konstruksi sosial yang mengharuskan perempuan selalu menerima dan patuh. Stereotip itu menempatkan dirinya pada posisi yang inferior. Akan tetapi, kemudian terjadi chaos yang menjadi alternatif bagi ‘aku’ untuk melakukan resistansi. Hal itu akhirnya menjadi sumber perlawanan hingga meraih kembali entitas tubuh yang utuh.</p><p>Kata kunci: konstruksi, tubuh, pascakolonial, resistansi.</p>2022-05-31T16:08:00+07:00Copyright (c) 2022 Alayasastra